Simalungun: Dalam penanganan perawatan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) di PTPN IV unit Tonduhan sepertinya tidak mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang telah di atur manajemen PTPN IV pusat, hal tersebut tentunya akan merugikan negara karena PTPN IV merupakan salah satu bagian dari perusahaan BUMN.
Untuk itu pihak Palmco tentunya butuh kinerja yang baik dari seluruh Unit PTPN IV agar dapat memperoleh hasil yang signifikan dengan melakukan perawatan pada tanaman kelapa sawit sebagai komoditi utama dan tidak seperti perawatan tanaman TBM tepatnya di afdl II unit Tonduhan yang berlokasi di Nagori Tonduhan, Kecamatan Hatonduhan Kabupaten Simalungun.
Dalam penelusuran tim media pada hari Rabu (23/07/25) di lapangan di Afdeling II Tonduhan tersebut, tim media mendapati ratusan tanaman kelapa sawit yang tidak terawat, seperti batang pohon sawit yang ditopangi pohon jenis gulma yang sukar dikendalikan seperti jenis gulma berkayu ,gulma berkayu merupakan gulma perennial spesial yang batangnya mengalami pertumbuhan sekunder dan tumbuh membesar secara tahunan, gulma dari golongan biasa di sebut tumbuhan perdu.
Suburnya gulma berkayu atau perennial di perkebunan kelapa sawit di sebabkan karena tingkat kanopi sangat tinggi sehingga memberikan kondisi lingkungan yang mendukung bagi keberadaan gulma tersebut, termasuk gulma golongan berbahaya yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman kelapa sawit tersebut.
Ada juga piringan yang di tumbuhi gulma, padahal sudah waktunya agar piringan kelapa sawit tersebut di garuk, agar pertumbuhan dan penyerapan dapat maksimal ketika jadwal pemupukan.
Keberadaan gulma tersebut pada perkebunan kelapa sawit yang pasti akan menyulitkan kegiatan pemanenan, mengurangi efektivitas pemupukan dan gulma juga akan menyulitkan dan mengurangi produktifitas tenaga kerja serta akan memberikan pengurangan hasil yang cukup signifikan.
Dan menurut salah satu pengamat perkebunan, Bapak Ir Sukarman menyatakan ke tim media di lokasi areal afdl II bahwasanya, gulma berkayu tumbuh subur karena dari awal pengerjaan pemangkasan/tunas pelepah tidak teratur dan tidak semua pelepah di jatuhkan.
"Hal itu terjadi akibat perawatan sejak dini tidak di lakukan manajemen PTPN IV Bah Jambi, seperti pemangkasan/tunasan yang efektif dari awal,aturan mengenai pemangkasan tunas berperan penting dalam menjaga pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit," Terang Ir Sukarman.
Dan jika pemangkasan yang tepat ,bisa membantu mengarahkan sumber daya tanaman menuju pertumbuhan yang produktif ,selain itu, pemangkasan dapat membantu menjaga bentuk pohon agar tetap seimbang dan memfasilitasi sirkulasi udara yang baik di antara tanaman tersebut bang," ucapnya kembali.
Terakhir beliau berucap," Jika sudah begini keadaannya, sudah pasti hasil yang di dapatkan perusahaan PTPN IV Tonduhan tidak lagi menguntungkan dan bahkan bisa merugi, mungkin aja metode perawatan sebelumnya di kerjakan oleh pihak ke tiga tanpa ada pengawasan atau bisa jadi sudah ada kerjasama dengan pihak manajemen unit Tonduhan demi untuk meraup untung secara pribadi.
Terpisah saat tim media meminta tanggapan terkait pemeliharaan TBM yang sepertinya tidak di kerjakan sesuai SOP ke bapak Andi Purba selaku asisten kepala (askep) unit Tonduhan dan beliau mengatakan dalam waktu dua hari ini akan di selesaikan.
"Kemaren sudah saya kantrol itu dan paling lambat 2 hari lagi sudah masuk Rotasinya
Kayuan daerah pinggir jurangan tidak boleh sembarangan menumbang pak karena kita ada undang Undang dari RSPO," Ujarnya.
Padahal yang di pertanyakan terkait adanya pohon jenis perdu yang rimbun dan menutupi TBM dan gulma tersebut tumbuh menopang di salah satu tanaman kelapa sawit yang sudah mati di lokasi.
Sementara asisten afdl II Tonduhan, bapak Yogi tidak memberikan respon dan bungkam, sampai temuan ini di layangkan ke redaksi. (M.red)